Kamis, 15 Maret 2012

Batik-Batik Ala POMOSDA

 Orang yang belum mengenal  POMOSDA pasti terheran heran melihat santri – santri POMOSDA  mengenakan pakaian batik yang cukup aneh. Dari desainnya saja sudah terlihat bahwa itu bukanlah batik tradisional ataupun batik zaman sekarang.
Batik – batik tersebut sebenarnya hanya dikenakan oleh santri tertentu  saja, jadi tidak semua mengenakan pakaian batik tersebut. Hanya   santri yang tidak memakai bahasa resmi pondoklah yang   akan mengenakan pakaian tersebut. Pakaian tersebut  terlihat mencolok dengan disain sangat kewanita – nitaan, hal ini dimaksudkan agar santri yang tidak memakai bahasa resmi pondok kapok.
Warna dari pakaian ini sangat beraneka ragam mulai dari merah, biru, hijau hingga serta merah jambu  selain warna yang mencolok motif bunga juga mengiringi pakaian ini. Sebenarnya tak hanya santri saja yang mendapat hukuman tersebut.  Santriwati juga mendapatkannya, akan tetapi mereka tidak mengenakan rompi batik  melainkan kerudung merah atau hijau.
Bahasa apa sih sebenarnya yang dipakai di POMOSDA ?? Sebenarnya bahasa resmi di pondok tersebut adalah bahasa Arab dan Bahasa Inggris. jadi jikalau ada santriwan ataupun santriwati yang tidak memakai bahasa tersebut maka mereka akan masuk “TAHANAN BAHASA”. Tahanan bahasa adalah hukuman dimana seluruh santri akan memakai atribut atribut kebahasaan seperti  rompi atau kerudung. Selain itu para pengurus bahasa juga menambahkan hukuman lain seperti menghafal vocabularies, membuat kalimat dan membuat paragraf dalam bahasa asing
Hal ini dimaksudkan agar di masa depan kelak penerus bangsa dapat memiliki kemampuan dalam berbahasa asing selain itu hal ini juga sangat mempengaruhi perkembangan anak bangsa dalam bersosiali sasi dengan orang asing.Setelah menimbang - nimbang kembali bagaimana kawan ingin memakai bahasa asing apa tidak ? Jawabannya sebenarnya ada didalam diri kita masing masing,keuntungan yang dirasakan juga akan didapatkan oleh pribadi masing- masing.(Dinda)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Mustofa Abdul Hanan | Achmad Ali Fauzi | Dinda Nindya Putri